
5 Tradisi Suku Budaya Papua Pedaleman Yang Sangat Unik
Pulau terbesar di Indonesia yang terletak di bagian timur Nusantara ini kaya akan sumber daya alam. Papua tidak hanya terkenal dengan burung Cendrawasih tradisionalnya atau tempat wisata yang indah seperti Raja Ampat, Taman Nasional Wasur yang memiliki Savannah yang melimpah dan Taman Nasional Lorentz yang masih banyak pepohonannya. Asli, hewan dan juga budaya terbesar di Asia Tenggara. Papua, pulau terbesar kedua di dunia (setelah pulau Greenland di Denmark), juga memiliki ratusan suku dengan lebih dari dua ratus bahasa daerah. Suku-suku tersebut antara lain Asmat, Amungme, Huli, Bauzi, Muyu, Korowai, Dani, dan masih banyak lagi.
Nah, di antara sekian banyak suku yang tinggal di provinsi Papua, saudara kita memiliki banyak budaya unik yang mungkin belum pernah Anda dengar. Beberapa tradisi masyarakat Papua yang paling menarik adalah sebagai berikut.
1. Injak Piring (Mansorandak).
Suku Biak Teluk Doreri, Manokwari, Papua Barat, melanjutkan tradisi Injak Piring menyambut orang tersayang dari luar negeri. Dalam tradisi ini, para perantau mencuci bunga dalam hidangan tradisional, lalu masuk dengan ruang keluarga yang besar dan melingkari sembilan piring tradisional sebanyak sembilan kali. Sembilan apa? Karena melambangkan sembilan suku suku Doreri Manukwari. Setelah itu, para perantau akan berjalan di atas tiruan buaya yang melambangkan cobaan dan kesengsaraan hidup, diakhiri dengan makan bersama. Amalan ini disebut Mansorandak, yang merupakan ungkapan rasa syukur atas kembalinya anggota keluarga, sekaligus pembersihan dari roh-roh jahat di luar.
Kini, warga suku Biak membuat Mansorandak dengan menyiramkan air pada pendatang yang kembali sebelum memasuki rumah yang dikelilingi sembilan piring. Tidak hanya saat menyambut orang tua yang pulang dari luar negeri, budaya Injak Piring juga dilakukan dengan penyambutan pengunjung ke negara bagian Manokwari. Tamu akan dihormati sebagai simbol budaya Injak Piring untuk berterima kasih kepada masyarakat yang berkunjung.
2. Bakar batu (Barapen).
Budaya unik lain yang dimiliki oleh masyarakat Papua adalah Bakar Batu, yang disebut Barapen. Barapen adalah nama di pusat kota, dan ada nama lain untuk setiap kabupaten. Barapen adalah simbol rasa terima kasih dan persaudaraan, tetapi juga dapat dilakukan di pemakaman. Budaya ini merupakan salah satu budaya tertua yang ada.
Praktek Bakar Batu, masyarakat disana akan membuat lubang dan menutupi daun pisang. Dalam hal ini, mereka akan menempel pada batu besar yang bersih, dan kemudian memanaskan permukaan kayu yang ditutupi dengan batu-batu kecil. Setelah itu, mereka membakar sistem batu sampai menjadi panas dan memasukkan terlalu banyak makanan untuk dimasak. Makanan tersebut bisa berupa daging babi, ubi jalar, sayuran, dll. Saat dimasak, kopi pahit dimakan bersama. Wah, seru kan kalau bisa ikutan? Bahkan, praktik ini akan menumbuhkan rasa persaudaraan yang sangat erat di antara orang Papua.
3. Potong jari Anda (Iki Palek).
Hai? sidik jari? Ya teman-teman. Jadi jika ada anggota keluarga yang meninggal, orang-orang di sana akan dipotong jari-jarinya. Ini mungkin tampak luar biasa, tetapi mereka menjadikannya simbol kesedihan sekaligus mencegah tragedi fatal lainnya. Suku Dani lembah Baliem, Papua, melanjutkan praktik potong jari setelah upacara pemakaman selesai, baik dengan pisau maupun garpu. Jika tidak, keluarga yang ditinggalkan akan menggigit jari. Rotasi jari harus sama dengan jumlah kerabat yang meninggal.
4. Ararem.
Suku Biak Papua menerapkan tradisi Ararem menikahi warganya. Jadi, keluarga besar mempelai laki-laki membawa kaki pengantin ke rumah keluarga mempelai wanita, membawa periuk, masakan tradisional, dan sebagainya. Sekelompok besar tamu pernikahan akan berjalan ke sesaji untuk mengiringi tarian dan lagu-lagu seperti lagu kebangsaan Indonesia, pengibaran bendera merah putih. Wow, satu yang spesial ya guys?
5. Tato.
Masyarakat Papua Barat, khususnya suku Meyakh dan Me memiliki tradisi mengukir tubuh. Tato tersebut terdiri dari garis-garis melingkar dan titik-titik yang mirip dengan segitiga atau segitiga. Orang-orang membenamkan tulang ikan atau sagu tulang punggung getah pohon langsat atau campuran arang yang bagus.