Memperkenal Informasi Adat Dan Budaya Malaysia

Memperkenal Informasi Adat Dan Budaya Malaysia

Sebelum ke chapter-chapter terkait, para peserta mengikuti acara welcome dinner yang diselenggarakan oleh AFS Malaysia di Kuala Lumpur. Keesokan harinya, peserta berangkat ke satu unit bersama relawan dari AFS Malaysia. Selama unit berlangsung, peserta mengikuti berbagai kegiatan, seperti: bakti sosial; kunjungan sekolah kegiatan budaya dan mengadakan kegiatan tamasya keluarga.

Informasi Tentang Budaya Malaysia

Memperkenal Informasi Adat Dan Budaya Malaysia

Di cabang Kuantan, peserta berpartisipasi dalam pengabdian masyarakat di pusat komunitas Lions Club Kuantan di Assunta dan panti asuhan Rapha. Dalam kedua kasus tersebut, para peserta belajar bahasa Inggris dan diperkenalkan dengan budaya anak yatim piatu di Indonesia. Selain itu, peserta melakukan tour ke beberapa situs di dalam dan sekitar Kuantan (Museum Sungai Lembing, Jembatan Gantung, Malaka, Batu Caves), sedangkan peserta kegiatan budaya belajar membuat Batik Natura dan mengeksplorasinya. Rantai pakaian lagu. dari Pahang Diraja. Peserta juga mengunjungi Air Putih Center di Kuwait. Peserta bertukar informasi tentang budaya dan sistem pendidikan negara mereka.

Sementara itu, Peserta Program Relawan Cabang Perlis banyak mengikuti kegiatan budaya dan karyawisata, misalnya bersepeda di pusat kota mengunjungi kebun anggur Pearl, padang rumput, lebah mengunjungi Museum Royal Arau Felda Matair Menara Alor Setar, Museum Kedah, Pusat Pertanian Perlis, dan perjalanan Langkawi. Selama kegiatan budaya dan tur, peserta juga belajar tentang timnas Malaysia Woodball. Selain itu, peserta juga melakukan pengabdian masyarakat di Panti Asuhan Panti Asuhan, dan penangkapan Payan. Selain kegiatan tersebut, peserta juga diajak ke upacara pernikahan adat dan resepsi pernikahan untuk lebih mengenal budaya Malaysia.

Menangani Sistem Organisasi Penulisan

Usai mengikuti kegiatan unit, para peserta kembali ke Kuala Lumpur untuk mengikuti AFS Volunteer Conference di Malaysia. Konferensi Relawan AFS Malaysia diadakan bertepatan dengan Hari Relawan Internasional, dengan semboyan relawan batu. Selama empat hari, peserta pertukaran bergabung dengan relawan AFS Malaysia dan berbagi ide dan ide tentang kemajuan organisasi. Sebagai hasil dari acara ini, peserta pertukaran relawan juga mempresentasikan presentasi tentang kontribusi kepada negara organisasi mereka sistem penulisan opsional menangani pengembalian untuk mendukung dan mengembangkan relawan unit.

Indonesia hampir mengklaim kepemilikan angklung sebagai alat musik tradisional Indonesia. Seperti yang sudah berkali-kali terjadi, Malaysia dengan antusias mengiklankan alat musik yang merupakan alat musik tradisional di negaranya dengan nama Melayu Bambu ini. Sebenarnya, gubrag angklung sudah dikenal selama 400 tahun di Jasinga, Bogor.

Bentuk Ekspresi Budaya Malaysia

Musik angklungen dimainkan di pusat perbelanjaan dan acara wisata di Malaysia. Negara ini juga membutuhkan art plan untuk sekolah dasar. Terganggu oleh pergerakan Malaysia, Indonesia perlu belajar dari Malaysia yang menurutnya mampu menangani pemasaran produk tradisional, ujarnya. Selama ini Indonesia terkesan acuh tak acuh terhadap Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) terkait kesenian tradisionalnya. Bahkan, Indonesia sendiri meratifikasi Konvensi Berne yang menjamin hak negara untuk melestarikan segala bentuk ekspresi budaya yang tidak diketahui penciptanya, termasuk dongeng. Sebagai tindakan pencegahan, pemilik tanah mungkin keberatan dengan tanda-tanda bahwa negara lain memanfaatkan aset budaya mereka.

Penentangan akan semakin kuat ketika negara dengan budaya asli yang disengketakan merangkum bukti yang ada. Menurut undang-undang kekayaan intelektual, semua artefak, termasuk angklung, tidak memiliki izin tetapi terdaftar di kekayaan intelektual negara. Selain itu, pendaftaran artefak dilakukan di Organisasi Warisan Dunia (WIPO). Sayangnya, jumlah seniman di negeri ini sangat sedikit, seperti halnya angklung. Dokumen yang buruk malaysia beberapa kali memancing reaksi negatif terhadap banyaknya tawaran produk seni rupa Indonesia. Sebelum angklung, ada batik yang diakui Malaysia.